Monday 2 June 2008

Di Setiap Hembusan Nafasku


Manusia seringkali hidup dalam kesombongan, hidup dalam kebanggaan. Seringkali kita merasa bahwa kesuksesan kita adalah hasil dari usaha kita. Seringkali kita merasa bahwa jalan hidup kita sepenuhnya adalah hasil dari segala upaya kita. Namun kadang kita lupa, banyak sekali hal-hal yang kita tidak punya kuasa akannya. Banyak sekali hal-hal yang baik yang kita terima tanpa ada usaha yang kita keluarkan. Dan banyak sekali hal-hal yang buruk yang tak bisa kita tolak meskipun dengan upaya yang sangat besar.

Dan pada saat musibah menimpa, lalu kita pun menyebut namaNya.

Sesungguhnya pada saat-saat seperti itu namaNya terdengar jauh lebih besar dan berkuasa dibanding saat-saat yang lain dimana kita tak sedang bergantung kepadaNya.

Mungkin setiap hari kita beribadah kepadaNya, menyebut-nyebut namaNya. Tapi mungkin dampaknya tidak sebesar dibanding ketika memanggilNya di waktu kita benar-benar membutuhkanNya.

Pada saat seperti inilah manusia menyadari betapa kecilnya mereka. Betapa tak ada kuasanya kita akan banyak hal di muka bumi ini. Dan pada akhirnya, kitapun kembali kepadaNya. Kembali kepada Dia yang benar-benar bisa membuat yang buruk menjadi baik, yang benar-benar bisa memberikan sebuah keajaiban di luar akal pikiran kita.

Maka, untuk apakah kita merasa bangga atas apa yang sudah kita raih di bumi ini? Namun, untuk apa pulakah kita merasa sedih akan semua yang tidak mampu kita raih di bumi ini. Mungkin memang benar Dia hanya ingin melihat usaha dari diri kita. Mungkin Dia ingin melihat mana di antara hamba-hambaNya yang menatapNya di dalam sedih dan tawanya.

Berserah dirilah, karena namaNya begitu besar! Meskipun kita hanya menyadarinya di saat kita benar-benar bergantung kepadaNya.

"True strength lies in submission which permits one to dedicate his life, through devotion, to something beyond himself." - Henry Miller