Saturday 1 September 2007

Kegelisahan Hatiku


Kegelisahan hatiku telah membuatku bersedih...

Namun apa yang perlu disedihkan? Tidakkah ada keluarga yang menyayangiku? Orang tua yang menghidangkan nasi di meja makanku? Mereka memperhatikanku meskipun aku tak tahu, mendoakanku meskipun aku tak memohonnya, menyayangiku meskipun tak membalasnya. Kesedihanku akan semua permasalahan di dunia ini telah membuatku lupa akan kebahagiaan yang hakiki, yang seharusnya menjadi motivasi hidupku. Janganlah bersedih lagi, karena mungkin jika kulihat dari sudut pandang yang lebih luas, yang lebih terbuka, mungkin tak ada satupun masalah yang perlu kutangisi, karena semua jalannya telah dipermudah untukku.

Kegelisahan hatiku telah membuatku putus asa...

Harapan dan doa adalah senjata yang sangat kuat yang dimiliki oleh manusia. Dengan sebuah harapan dan doa, kita memohon kepada Tuhan untuk menjadi pembimbing kita di depan, pendorong di belakang, penyanggah kita di bawah, dan tempat kita bergantung di atas. Sungguh janganlah putus asa selama kita masih bisa berharap, masih bisa berdoa, karena meskipun satu dunia ini tak memihak pada kita, namun bantuan Tuhan adalah yang terbaik yang bisa kita dapati.

Kegelisahan hatiku telah membuatku menangis...

Mungkin memang sedih itu adalah alam dari manusia, namun janganlah kita sampai tidak ikhlas dengan apa yang terjadi pada kita. Janganlah kita menangis yang sia-sia, menangis yang tidak membuat kita bangkit, tidak membuat kita menyesal akan dosa-dosa kita, tidak membuat kita menatap hari esok lebih baik. Janganlah lupa bahwa air mata, dengan kekuatannya, bisa memadamkan api neraka. Ingatlah nikmat yang kita terima hari ini. Bayarlah bukan dengan air mata kita, tapi dengan tawa kita. Tawa yang bisa mencerahkan hari kita, dan hari orang lain.

Kegelisahan hatiku telah membuatku kehilangan arah...

Manusia hidup di dunia ini memang terombang-ambing. Seringkali kita melakukan kesalahan-kesalahan yang semakin menjatuhkan kita ke dalam lubang kehancuran. Namun, ingatkah kita akan bagaimana kita selalu belajar untuk melakukan sebuah perbaikan? Ingatkah kita bagaimana dahulu kita menerima semua perih dengan lapang dada, demi sebuah kesuksesan? Usaha itu pasti bisa kita ulang lagi agar kita kembali ke arah yang benar. Bukankah dengan usaha dan doa, Tuhanlah yang akan membimbing kita? Jika saja kita percaya, maka benar-benar Dia akan ada untuk kita, untuk mengembalikan kita, ke jalan yang dahulu telah memerdekakan kita, dari kegelisahan hati ini.