Tuesday, 30 December 2008

Renungan Di Akhir Waktu

Saat akhir sebuah waktu datang, alangkah baiknya kita merenungi apa yang sudah kita lewati agar kita bisa mengambil hikmah dari semua yang sudah terjadi dalam hidup ini. Hikmah itu bisa kita jadikan pelajaran untuk diri ini agar bisa melewati masa depan yang mungkin penuh dengan cobaan-cobaan yang sudah menanti. Dan semoga kita tidak menjadi manusia yang bodoh, yang tidak belajar dari masa lalu, dan yang tidak terus berusaha untuk menjadikan diri ini manusia yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.


Hati Yang Lengah

Seberapa baikkah kita dalam menjaga hati ini? Kadang kita lengah akan siapa yang masuk ke dalamnya, sehingga bisa jadi kita mencintai seseorang yang mungkin tak bisa kita miliki. Dan terkadang kitapun lengah akan siapa yang pergi meninggalkan hati ini, sehingga kita tidak sadarkan diri saat kita mulai kehilangan orang yang kita cintai.

Memang hati ini selalu berbolak-balik,

tapi kita selalu lupa akan kenyataan itu. Dan memang hati ini harus selalu kita jaga, tapi kita selalu lupa akan kewajiban itu. Maka beruntunglah orang-orang yang bisa mencintai kekasih hatinya. Beruntunglah orang-orang yang bisa melunakkan hatinya. Janganlah sampai kita biarkan hati kita berbolak-balik tanpa kita menyadarinya.


Let Go

Sungguh semua yang ada di dunia ini hanyalah sementara. Saat kita bahagia, kita seringkali lupa bahwa akan ada akhir untuk kebahagiaan itu. Dan saat kita tertawa, kita seringkali lupa bahwa tak akan selamanya kita tertawa. Orang-orangpun datang dan pergi dalam kehidupan ini. Banyak yang dahulu terus-menerus bersama kita, tapi waktu terus berjalan dan sekarang mereka sudah mempunyai jalan hidupnya masing-masing.

Namun, jika kesenangan suatu saat bisa berakhir, begitu juga dengan kesedihan. Jika tawa suatu saat akan selesai, begitu juga dengan tangisan.

Selalu ada waktu untuk tiap-tiap sesuatu.

Maka janganlah kita menjadi seseorang yang melihat ke masa lalu tanpa melihat ke masa sekarang. Dan janganlah kita menjadi seseorang yang melihat ke masa sekarang tanpa melihat ke masa depan. Karena tak ada yang selamanya, pada akhirnya semua harus kita lepaskan untuk terus bisa melangkah ke depan.


MencariNya

Seiring waktu berjalan, bertambah banyak pula kesalahan-kesalahan yang kita perbuat dalam hidup ini. Semakin banyak dosa-dosa yang kita lakukan berulang-ulang, yang menyadarkan betapa tidak mampunya kita memurnikan diri ini tanpa bantuanNya. Yang menyadarkan kita betapa hinanya diri ini jika dipandang olehNya.

Tapi, di antara kita semua yang penuh dengan dosa,

yang terbaik hanyalah yang bertaubat.

Yang tidak merugi hanyalah yang tidak berputus asa seberapa banyakpun dosa-dosanya. Maka janganlah kita sampai meremehkan ampunanNya, dan janganlah kita merendahkan rahmatNya. Jadikanlah hari-hari kita, sebuah perjalanan untuk mencariNya.

Saturday, 20 December 2008

Trust


Boleh jadi kamu membenci sesuatu
Padahal ia amat baik bagimu
Dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu
Padahal ia amat buruk bagimu

Allah mengetahui
Sedang kamu tidak mengetahui
Al Qur'an (Al Baqarah / 2:216)

Monday, 1 December 2008

Inilah Hidup Kita


Manusia boleh saja menutup matanya agar tak melihat, menutup telinganya agar tak mendengar, menutup hatinya agar tak merasa. Tapi semua itu tidak merubah kenyataan tentang apa inti dari hidup kita di dunia ini. Itu semua tidak merubah fakta tentang kemana kita akan berjalan sesudah hidup ini.

Kita memang diciptakan hanya untuk beribadah kepadaNya, hanya untuk menghamba kepadaNya. Namun menghamba kepadaNya tidaklah seperti menghamba pada seorang manusia. Menghamba kepadaNya adalah untuk kebahagiaan kita sendiri, untuk kesejahteraan kita sendiri. Memang bukanlah perkerjaan yang mudah karena memang manusia tempatnya salah, tempatnya lupa, tempatnya hina. Namun sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang salah, lalu bertaubat.

Meskipun sudah jelas status kehambaan kita, namun Tuhan mengerti kebutuhan manusia. Dibolehkannya kita mencari makanan yang baik untuk kehidupan kita. Lalu, agar bisa mendapatkan makanan yang baik, dibolehkannya kita untuk mencari pekerjaan yang baik agar berbuah penghasilan. Dan agar bisa mendapatkan pekerjaan yang baik, dibolehkannya kita untuk menuntut ilmu yang tinggi. Dia mengerti kebutuhan kita untuk bekerja keras agar bisa selamat di dunia ini.

Namun jika saatnya tiba untuk bertemu denganNya, jika saatnya tiba untuk menyisihkan waktu beribadah kepadaNya, maka tinggalkanlah seluruh urusan dunia kita!

Kembalilah kita kepada tujuan awal kita, menghamba kepadaNya.

Dan suatu saat nanti kita akan benar-benar kembali kepadaNya. Suatu saat nanti kita akan benar-benar menghadap kepadaNya. Memang tampaknya seperti sebuah waktu yang masih jauh datangnya. Namun lihatlah orang-orang di sekitar kita yang telah tiada. Mampukah kau ajak mereka bicara? Mampukah mereka menjawabmu berbicara?

Inilah hidup kita, baik engkau percaya maupun tak percaya. Baik engkau menerima ataupun tak menerima. Beruntunglah bagi kita yang telah menerima pesanNya dan mulai berusaha. Namun banyak dari kita yang terlupa dan tak mengetahuinya.

Thursday, 25 September 2008

Kepemimpinan


Pernahkah engkau merasa kehilangan seorang pemimpin? Pemimpin yang adil yang bisa membimbingmu kepada masa depan yang lebih baik? Dan engkau merasa, saat dia pergi, hilanglah kestabilan dalam hidupmu. Hilanglah motivasi untuk berjuang dalam dirimu. Setiap orang membutuhkan pemimpin. Memang banyak dari kita yang mendapatkan pemimpin yang tak sesuai dengan keinginan kita. Namun untuk mereka yang beruntung, pemimpin itu bisa menjadi teladan untuk menjalani kehidupan sehari-hari kita.

Kehilangan pemimpin yang adil memanglah sebuah kepergian yang besar. Namun jika kita harus mengambil pelajaran dari semua ini, maka yakinlah bahwa setiap orang adalah pemimpin bagi sebagian orang yang lain.

Cobalah kau renungkan, siapa dalam hidupmu yang melihatmu dengan penuh harapan? Siapa dalam hidupmu yang memandangmu dengan penuh kebesaran?

Merekalah para pengikutmu, merekalah yang membutuhkanmu, merekalah yang mengambil teladan darimu.

Maka dari itu, masih sanggupkah kita untuk berputus asa, yang membuat mereka kehilangan kepercayaan dan harapan akan masa depan yang baik? Ingatlah, andai suatu hari nanti kita akan berputus asa, jika bukan untuk diri kita maka jadikanlah untuk diri mereka kita akan terus berjuang. Sesungguhnya, jika engkau menyerah untuk dirimu, sebenarnya engkau juga menyerah untuk mereka-mereka yang membutuhkanmu.

Setiap orang adalah pemimpin untuk sebagian orang yang lain. Setiap individu adalah pemimpin untuk diri mereka sendiri. Janganlah engkau lepaskan begitu saja tanggung jawab yang ada pada pundakmu. Jalankan dengan sekuat tenaga, jalankan dengan sabar, jalankan dengan ikhlas.

"The first task of a leader is to keep hope alive." - Joe Batten

Friday, 22 August 2008

Jiwa Yang Tenang


Banyak dari manusia yang mengisi hidupnya dengan terus mencari-cari harta. Banyak pula dari manusia yang menjalani hidupnya untuk terus menggali-gali ilmu. Setiap orang punya misi yang berbeda-beda hidup di dunia ini. Namun semua keberhasilan yang kita capai, semua kebaikan yang kita raih, belum tentu bisa memberikan kita kebahagiaan yang hakiki. Mungkin ada sebuah pencarian yang lebih besar nilainya dari semua itu. Mungkin hanya sedikit orang-orang yang mengetahui apa sebenarnya pencapaian yang paling berharga. Mungkin, jawabannya adalah pencarian akan jiwa yang tenang!

Sungguh tak mudah bagi kita untuk menjaga hati ini. Cobaan-cobaan yang datang selalu membombardir hati kita dengan kecemasan dan keraguan, sehingga dengan kelemahan jiwa kitapun berputus asa. Namun, dengan segala kenikmatan yang kita dapatkan, belum tentu pula jiwa ini merasa terpenuhi. Karena mungkin memang alamnya manusia untuk selalu ingin mendapatkan lebih. Maka, banyaklah dari kita yang tersiksa akan ambisi-ambisi karena tidak diimbangi dengan rasa syukur.

Percayalah bahwa hati kita telah diciptakan sesuai dengan beratnya cobaan yang kita dapatkan!

Yakinlah bahwa setiap manusia mempunyai jiwa yang unik, yang dimana hanya kita sendiri yang mampu untuk mengerti dan menjaganya. Yang dimana, jikalau jiwa itu tenang, maka keberhasilanlah yang akan kita dapat dalam menempuh hidup ini.

(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram. - Al Qur'an (Ar Ra'd / 13:28)

Tuesday, 12 August 2008

Keyakinan Akan Kesemuan

Dunia ini memanglah hanya sebuah tempat persinggahan sementara. Kita hanya hidup di sini untuk sementara, sebelum kita melanjutkan perjalanan yang lebih panjang berikutnya. Dalam hidup yang sementara ini, banyak di antara kita yang terlupa akan tujuan kita seakan-akan hidup adalah untuk selamanya. Banyak di antara kita yang berjalan tegak dan congkak di atas bumi ini, seakan-akan itu tidak akan menelan kita pada akhirnya.


Sebagaimana orang yang ingin berpergian ke suatu tempat, ia hanya akan membawa barang-barang yang ia perlukan, hanya akan membawa bekal yang secukupnya. Karena sesungguhnya, membawa hal-hal yang tak berguna untuk digunakan di tempat tujuan hanya akan merugikan dan melelahkannya. Maka begitu pulalah dengan hidup di bumi ini.

Banyak dari kita yang lupa bahwa tinggal di bumi ini ibaratnya seperti seorang pengembara yang beristirahat di bawah pohon yang rindang.

Di mana tempat persinggahannya itu bukanlah tujuan akhirnya, di mana tempat persinggahannya itu bukanlah tempat segala-galanya.

Ada baiknya suatu hari nanti, saat kita berjalan di bumi ini, kita lihat sekeliling kita untuk menyaksikan dan meyakinkan bahwa semua yang kita lihat ini akan berakhir. Tujuan akhir kita memang belum bisa kita lihat dengan mata ini, tapi yakinlah akan keberadaannya. Karena sesungguhnya, hidup untuk dunia ini hanyalah akan sia-sia. Namun, mencari bekal di dunia ini untuk persinggahan terakhir kita, adalah hal yang terbaik yang bisa kita lakukan untuk diri ini.

Wednesday, 30 July 2008

Hanya UntukMu


Karena cobaanMu
Hamba menangis
Karena cobaanMu
Hamba merasa lemah
Karena cobaanMu
Hamba merasa sakit

Tapi dengan cobaanMu
Kami merasa dekat
Dengan cobaanMu
Kami merasa berharga
Dengan cobaanMu
Kami merasa mempunyai iman

Karena sesungguhnya
Hanya Engkau yang lebih tahu
Yang terbaik
Untuk agamaku
Untuk hidupku
Untuk duniaku
Dan untuk akhiratku

Dan aku serahkan semua ini kepadaMu
Karena memang
Hidupku
Dan matiku
Hanya untukMu

Monday, 2 June 2008

Di Setiap Hembusan Nafasku


Manusia seringkali hidup dalam kesombongan, hidup dalam kebanggaan. Seringkali kita merasa bahwa kesuksesan kita adalah hasil dari usaha kita. Seringkali kita merasa bahwa jalan hidup kita sepenuhnya adalah hasil dari segala upaya kita. Namun kadang kita lupa, banyak sekali hal-hal yang kita tidak punya kuasa akannya. Banyak sekali hal-hal yang baik yang kita terima tanpa ada usaha yang kita keluarkan. Dan banyak sekali hal-hal yang buruk yang tak bisa kita tolak meskipun dengan upaya yang sangat besar.

Dan pada saat musibah menimpa, lalu kita pun menyebut namaNya.

Sesungguhnya pada saat-saat seperti itu namaNya terdengar jauh lebih besar dan berkuasa dibanding saat-saat yang lain dimana kita tak sedang bergantung kepadaNya.

Mungkin setiap hari kita beribadah kepadaNya, menyebut-nyebut namaNya. Tapi mungkin dampaknya tidak sebesar dibanding ketika memanggilNya di waktu kita benar-benar membutuhkanNya.

Pada saat seperti inilah manusia menyadari betapa kecilnya mereka. Betapa tak ada kuasanya kita akan banyak hal di muka bumi ini. Dan pada akhirnya, kitapun kembali kepadaNya. Kembali kepada Dia yang benar-benar bisa membuat yang buruk menjadi baik, yang benar-benar bisa memberikan sebuah keajaiban di luar akal pikiran kita.

Maka, untuk apakah kita merasa bangga atas apa yang sudah kita raih di bumi ini? Namun, untuk apa pulakah kita merasa sedih akan semua yang tidak mampu kita raih di bumi ini. Mungkin memang benar Dia hanya ingin melihat usaha dari diri kita. Mungkin Dia ingin melihat mana di antara hamba-hambaNya yang menatapNya di dalam sedih dan tawanya.

Berserah dirilah, karena namaNya begitu besar! Meskipun kita hanya menyadarinya di saat kita benar-benar bergantung kepadaNya.

"True strength lies in submission which permits one to dedicate his life, through devotion, to something beyond himself." - Henry Miller

Saturday, 10 May 2008

Hamba Dan Engkau


Tak ada yang tahu
Hamba yang sedang sendiri ini
Kecuali Engkau
Yang melihat hamba dari atas sana

Dan tak ada yang tahu
Hati yang sedang sendiri ini
Kecuali Engkau
Yang memang bisa melihat ke dalamnya

Lihatlah hamba saat memandang ke atas
Sambil menyebut namaMu hamba memohon
Agar ada Engkau di setiap nafasku
Agar ada Engkau di setiap bangun
Dan tidurku

Karena hamba butuh pertolonganMu
Agar mengerti bagaimana mencintaiMu
Dan bersanding hanya kepadaMu
Lebih dari apapun

Friday, 25 April 2008

Musuh Yang Nyata

Manusia adalah tempatnya salah, mungkin kita semua seiring dengan bertambahnya kedewasaan kita akan semakin sadar bahwa perkataan itu memanglah benar. Entah sudah berapa banyak kesalahan-kesalahan yang kita lakukan dalam hidup ini. Entah sudah berapa banyak dosa-dosa yang kita tumpuk dalam catatan hidup kita ini. Beberapa dari kesalahan itu mampu kita pertanggung jawabkan, mampu kita selesaikan dengan baik. Namun, beberapa dari dosa itu pula tak mampu kita lepaskan dari bayang-bayang kita, dan terus menghantui batin kita seumur hidup ini.


Kadang kita selalu menyalahkan diri kita saat terjerumus ke dalam sebuah dosa. Benar-benar kita pandang diri ini sangat tercela, betapa tak mampunya kita menahan hawa nafsu ini. Betapa tak mampunya kita menunjukkan sebuah kualitas yang selama ini kita idam-idamkan untuk mencegah diri dari berbuat kesalahan. Dan saat kita sudah mulai memandang diri kita rendah, terjatuhlah pula mental kita. Sikap negatif dan pesimispun akhirnya menjadi karakter diri ini.

Tapi, bukanlah memang setan adalah musuh kita yang benar-benar nyata?

Kadang kita tidak sadar bahwa bisikan setan selalu ada dalam diri kita, selalu ada di balik kesadaran kita. Bukankah jika kita bertemu musuh kita, seseorang yang benar-benar kita benci, apapun yang ia katakan, apapun yang ia perintahkan, sesungguhnya benar-benar akan kita tolak? Sesungguhnya kebencian kita kepada seseorang atau sesuatu akan membuat kita menjauhinya, akan membuat kita menolak untuk berurusan dengannya. Namun kadang kita seringkali terlupa dengan musuh kita yang tidak terlihat ini. Seandainya kita mampu melihat mereka dengan mata hati kita, akan tersadarkan diri ini untuk tidak mengikuti perkataannya. Akan tersadar hati ini untuk menolak ajakannya.

Sesungguhnya mencela diri bukanlah sesuatu yang buruk, karena memang kesadaran seorang hamba akan kesalahannya akan membuatnya menyesal dan merenung. Tapi penyesalan hanyalah menguntungkan jika diiringi dengan doa dan taubat kepada Tuhannya. Taubat agar diampuni semua dosa-dosanya, dan doa agar dituntun dirinya untuk menjadi seseorang yang lebih baik dalam hidup ini.

"Hell is the highest reward that the devil can offer you for being a servant of his." - Billy Sunday

Thursday, 3 April 2008

Damai Dalam Hati


Saat jiwa sedang dalam sebuah ujian, nampaknya berat sekali untuk menemukan kebahagiaan. Pikiran yang sebelumnya terbuka, kini menjadi tertutup. Kenangan-kenangan yang penuh dengan kenikmatan, kini menjadi alasan untuk melihat ke masa lalu dan bersedih saat melihat ke masa sekarang. Kapankah kita akan sadar bahwa memang cobaan tidak hanya datang sekali, tidak dua kali, namun berkali-kali sepanjang hidup kita. Saat satu cobaan selesai, apakah kita tidak ingat bahwa suatu saat itu akan datang lagi untuk menguji kita kembali?

Kadang kita berpikir bahwa cobaan adalah sebuah kejadian yang harus kita lewati, seperti kecelakaan, kegagalan, rasa sakit, ataupun meninggalnya seseorang yang kita cintai. Namun, mungkin cobaan tak harus berbentuk sebuah kejadian.

Mungkin cobaan bisa saja berupa sebuah kurun waktu, di mana hati ini penuh dengan kegelisahan, pikiran ini penuh dengan kekhawatiran, dan jiwa ini penuh dengan rasa haus akan kasih sayang.

Baik rasa kasih sayang dari keluarga, orang yang kita cintai, maupun dari Tuhan kita. Dan saat-saat seperti inilah kita baru menyadari pentingnya kedamaian hati yang dulu kita punya. Saat-saat seperti inilah kita baru menyadari nikmatnya sebuah rasa nyaman dalam hati yang Tuhan dulu beri kepada kita secara cuma-cuma, namun kita selalu lupa untuk mensyukurinya. Saat-saat seperti inilah kita baru sadar dan mengakui, bahwa kita benar-benar membutuhkannya kembali.

Namun, sebagaimana kebahagiaan yang dulu ada kini telah hilang, akan datang pula sebuah kurun waktu dimana kebahagiaanlah yang akan berpihak kepada kita. Sabar, ikhlas dan doa adalah kuncinya! Para nabi benar-benar banyak diberikan masa dimana mereka hanya mampu bertahan hidup dengan kesabaran dan doa, lalu siapakah kita yang menginginkan derajat yang tinggi, setinggi para nabi, namun menolak untuk melewati masa-masa ini?

Dengan keikhlasan kita mampu melewati ini. Kadang kita berpikir bahwa kita hanya sendiri dalam melewati sebuah cobaan. Namun, jika memang benar semua orang yang merasa dalam kesendirian berpikir demikian, maka kita semua sebenarnya sedang melewatinya bersama-sama.

Sunday, 3 February 2008

Berpegang Kencang Kepada Iman

Banyak dari kita yang sudah menyadari bahwa hidup di dunia ini berjalan dengan cukup seimbang. Kadang kita merasakan kebahagiaan dan terkadang merasakan kesedihan. Kita juga sadar bahwa setiap kesusahan akan diikuti oleh kemudahan, dan juga sebaliknya. Begitu pula, terkadang kita merasakan kesepian, namun pada akhirnya datang pula perasaan nyaman karena berada di sekitar orang-orang yang kita sayangi.

Namun, sudah berapa banyak dari kita yang berada dalam sebuah masa dimana sepertinya cahaya kebahagiaan tak pernah kunjung datang. Sebuah masa dimana kita merasa sedang dihukum atas dosa-dosa kita. Sebuah masa dimana kita merasa bahwa Tuhan telah meninggalkan kita dan tak lagi mendengar doa-doa kita. Pada masa-masa ini, kita mudah sekali berputus asa. Kita mulai tak mampu berpikir optimis, dan mulai berpikir bahwa tak ada lagi satupun yang bisa kita lakukan di dunia ini tanpa menemukan kesulitan dalam menjalaninya. Dan terkadang, ada pula situasi-situasi yang membuat kita mulai melepaskan iman kita. Karena beban yang kita dapatkan begitu beratnya, kita mulai mengira bahwa tak ada gunanya lagi berusaha dan berdoa. Menjalani hidup bagaikan jasad yang mampu bergerak tapi tak bernyawa, padahal sebenarnya Tuhan masih ada di pihak kita.


Saat-saat seperti inilah kita harus berpegang sekuat-kuatnya, sekencang-kencangnya kepada iman kita.

Tanamkanlah sedalam-dalamnya di dalam hati kita, bahwa meskipun seluruh dunia ini dan seisinya menjadi rintangan kita, namun saat Tuhan ada di pihak kita, maka lancarlah semua urusan kita!

Terbukalah jalan yang terang menuju kemenangan! Namun, tak bisa dipungkiri selama menanti ujian ini selesai, benar-benar jiwa dan raga kita seakan-akan dihancur leburkan. Tapi, ingatlah akan kejayaan kita dahulu saat melewati hal-hal yang kita pikir kita tak mampu untuk lewati. Sesungguhnya, itu bisa menjadi pelajaran yang sangat berarti untuk diri ini.

Berpeganglah kepada iman, karena itulah hal terbaik yang dianugerahkan kepada kita. Janganlah sampai kita tukar iman itu dengan sesuatu yang murah. Janganlah kita sia-siakan iman itu di saat kita sedang ragu terhadap diri kita sendiri. Jagalah dan berpeganglah kepadanya, karena mungkin itulah satu-satunya yang mampu menyelamatkan kita.

"Sungguh mengagumkan perihal mukmin. Semua hal yang dialaminya adalah baik. Jika ia mendapatkan hal yang menyenangkan, ia bersyukur. Maka hal itu menjadi suatu kebaikan baginya. Jika ia tertimpa hal yang menyakitkan, ia bersabar. Maka hal itu menjadi suatu kebaikan baginya." - Nabi Muhammad SAW.

Sunday, 6 January 2008

Menyelamatkan Hatiku


Kadang dalam menjalani hidup, dalam membuat sebuah keputusan, kita tidak tahu mana yang terbaik untuk kita. Banyak orang yang berkata bahwa saat kita tidak bisa membuat sebuah keputusan, biasanya dalam hati kita keputusan itu sudah dibuat. Namun, terkadang ada masa-masa dimana kita benar-benar dalam sebuah kebutaan. Ada masa-masa dimana hati nurani kita tidak mampu membantu kita dalam mencari sebuah jawaban. Dan alangkah sulitnya, jika keputusan ini tak hanya mempengaruhi diri kita saja, tapi juga orang lain.

Saat-saat seperti inilah kita baru sadar, bahwa semua ilmu yang kita punya, semua ilmu yang dulu selalu kita cari, seakan-akan tidak berguna, tidak mampu memberikan kita wawasan, kecuali jika Dia memberikan petunjukNya. Saat-saat seperti ini kita baru menyadari, untuk membuat hati kita tegak lurus ke atas mengemis, memohon, mencari jawaban dariNya.

Setelah keputusan itu dibuat, kadang butuh waktu yang cukup lama untuk mengetahui apakah kita sudah melakukan sesuatu yang benar. Kadang butuh seumur hidup kita untuk mencari jawaban itu. Mungkin hal yang terbaik dan satu-satunya yang kita bisa lakukan adalah untuk selalu have faith. Yakin bahwa tak ada satupun yang bisa terjadi tanpa seizinNya. Yakin bahwa tak ada satupun yang bisa terjadi tanpa ada hikmahNya. Yakin bahwa tidak ada satupun yang bisa terjadi, tanpa ada jalan keluarnya.

All we have to do is just to have faith.

Janganlah berhenti berharap, karena harapan adalah sesuatu yang sangat luar biasa kuatnya. Sesuatu yang bisa membuat kita terus melangkah, apapun semua rintangan yang ada di depan mata kita. Mungkin, apapun hasilnya nanti, sebenarnya harapan itulah yang mampu membuat semua usaha kita bermakna.

Dan janganlah kita sekali-kali berhenti percaya kepadaNya, karena memang Dia sesuai dengan prasangka kita kepadaNya. Jikalau kita melihat kesulitan ini sebagai kebencianNya kepada kita, maka kebencianNyalah yang akan kita dapat. Tapi, jika kita melihat ini sebagai keinginanNya untuk mendekatkan kita kepadaNya, maka rasa kedekatan itulah yang akan kita dapat. Karena memang, di masa-masa sulitlah, seorang hamba akan mulai berbicara kepada penciptaNya.

"Make decisions from the heart and use your head to make it work out." - Sir Girad