Manusia boleh saja menutup matanya agar tak melihat, menutup telinganya agar tak mendengar, menutup hatinya agar tak merasa. Tapi semua itu tidak merubah kenyataan tentang apa inti dari hidup kita di dunia ini. Itu semua tidak merubah fakta tentang kemana kita akan berjalan sesudah hidup ini.
Kita memang diciptakan hanya untuk beribadah kepadaNya, hanya untuk menghamba kepadaNya. Namun menghamba kepadaNya tidaklah seperti menghamba pada seorang manusia. Menghamba kepadaNya adalah untuk kebahagiaan kita sendiri, untuk kesejahteraan kita sendiri. Memang bukanlah perkerjaan yang mudah karena memang manusia tempatnya salah, tempatnya lupa, tempatnya hina. Namun sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang salah, lalu bertaubat.
Meskipun sudah jelas status kehambaan kita, namun Tuhan mengerti kebutuhan manusia. Dibolehkannya kita mencari makanan yang baik untuk kehidupan kita. Lalu, agar bisa mendapatkan makanan yang baik, dibolehkannya kita untuk mencari pekerjaan yang baik agar berbuah penghasilan. Dan agar bisa mendapatkan pekerjaan yang baik, dibolehkannya kita untuk menuntut ilmu yang tinggi. Dia mengerti kebutuhan kita untuk bekerja keras agar bisa selamat di dunia ini.
Namun jika saatnya tiba untuk bertemu denganNya, jika saatnya tiba untuk menyisihkan waktu beribadah kepadaNya, maka tinggalkanlah seluruh urusan dunia kita!
Kembalilah kita kepada tujuan awal kita, menghamba kepadaNya.
Dan suatu saat nanti kita akan benar-benar kembali kepadaNya. Suatu saat nanti kita akan benar-benar menghadap kepadaNya. Memang tampaknya seperti sebuah waktu yang masih jauh datangnya. Namun lihatlah orang-orang di sekitar kita yang telah tiada. Mampukah kau ajak mereka bicara? Mampukah mereka menjawabmu berbicara?
Inilah hidup kita, baik engkau percaya maupun tak percaya. Baik engkau menerima ataupun tak menerima. Beruntunglah bagi kita yang telah menerima pesanNya dan mulai berusaha. Namun banyak dari kita yang terlupa dan tak mengetahuinya.