Monday, 28 December 2009

Bangun Untuk Melihat Dunia

Wahai manusia, pernahkah engkau tanyakan kepada dirimu sendiri, apakah hidup yang engkau jalani sesuai dengan yang engkau impikan? Pada dasarnya, setiap manusia mempunyai pandangan yang berbeda mengenai apa artinya kehidupan yang sempurna. Semua orang boleh bermimpi tentang apa yang mereka inginkan ada di dalam hidup mereka. Tetapi, kita semua pada akhirnya menyadari bahwa yang sebenarnya tidaklah selalu sejalan dengan apa yang kita mimpikan.


Betapa seringnya kita bersedih hati di saat harapan-harapan kita tidak terkabulkan. Betapa seringnya kita tersakiti di saat cinta-cinta kita tidak terbalaskan.

Betapa seringnya kita kecewa di saat kita terbangunkan dan tersadarkan, bahwa kita tidak sedang menjalani kehidupan yang sesempurna di dalam mimpi kita.

Dan kitapun akhirnya merasa terpaksa harus menjalani kehidupan yang penuh dengan cobaan dan masalah ini. Hari demi hari kita jalani dengan penuh beban, sehingga kehidupanpun bagaikan hanya menunggu mukjizat untuk memutar balikkan keberuntungan. Bahkan yang lebih buruknya, ada juga yang menjalani kehidupan bagaikan hanya menunggu mati saja.

Mungkin memanglah dunia ini hanya sebuah tempat ujian untuk para manusia, agar kita bisa membuktikan manakah di antara kita yang paling tulus hatinya.

Janganlah kita bersedih akan semua yang tidak ternyatakan di kehidupan ini, karena sesungguhnya bisa jadi kehidupan kita adalah kehidupan yang dimimpikan oleh orang-orang yang tidak seberuntung kita.

Kita boleh saja bermimpi, tapi apa artinya sebuah mimpi jika kita tidak terbangun untuk merealisasikannya? Maka marilah kita berhenti menyedihkan segala hal yang berbeda dari impian kita. Marilah kita berhenti terpaku kepada sebuah kehidupan yang tidak nyata. Marilah kita bangun untuk melihat dunia yang sebenarnya, di luar sana!

"There is suffering in life, and there are defeats. No one can avoid them. But it's better to lose some of the battles in the struggles for your dreams than to be defeated without ever knowing what you're fighting for." - Paulo Coelho