Friday, 22 August 2008

Jiwa Yang Tenang


Banyak dari manusia yang mengisi hidupnya dengan terus mencari-cari harta. Banyak pula dari manusia yang menjalani hidupnya untuk terus menggali-gali ilmu. Setiap orang punya misi yang berbeda-beda hidup di dunia ini. Namun semua keberhasilan yang kita capai, semua kebaikan yang kita raih, belum tentu bisa memberikan kita kebahagiaan yang hakiki. Mungkin ada sebuah pencarian yang lebih besar nilainya dari semua itu. Mungkin hanya sedikit orang-orang yang mengetahui apa sebenarnya pencapaian yang paling berharga. Mungkin, jawabannya adalah pencarian akan jiwa yang tenang!

Sungguh tak mudah bagi kita untuk menjaga hati ini. Cobaan-cobaan yang datang selalu membombardir hati kita dengan kecemasan dan keraguan, sehingga dengan kelemahan jiwa kitapun berputus asa. Namun, dengan segala kenikmatan yang kita dapatkan, belum tentu pula jiwa ini merasa terpenuhi. Karena mungkin memang alamnya manusia untuk selalu ingin mendapatkan lebih. Maka, banyaklah dari kita yang tersiksa akan ambisi-ambisi karena tidak diimbangi dengan rasa syukur.

Percayalah bahwa hati kita telah diciptakan sesuai dengan beratnya cobaan yang kita dapatkan!

Yakinlah bahwa setiap manusia mempunyai jiwa yang unik, yang dimana hanya kita sendiri yang mampu untuk mengerti dan menjaganya. Yang dimana, jikalau jiwa itu tenang, maka keberhasilanlah yang akan kita dapat dalam menempuh hidup ini.

(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram. - Al Qur'an (Ar Ra'd / 13:28)

Tuesday, 12 August 2008

Keyakinan Akan Kesemuan

Dunia ini memanglah hanya sebuah tempat persinggahan sementara. Kita hanya hidup di sini untuk sementara, sebelum kita melanjutkan perjalanan yang lebih panjang berikutnya. Dalam hidup yang sementara ini, banyak di antara kita yang terlupa akan tujuan kita seakan-akan hidup adalah untuk selamanya. Banyak di antara kita yang berjalan tegak dan congkak di atas bumi ini, seakan-akan itu tidak akan menelan kita pada akhirnya.


Sebagaimana orang yang ingin berpergian ke suatu tempat, ia hanya akan membawa barang-barang yang ia perlukan, hanya akan membawa bekal yang secukupnya. Karena sesungguhnya, membawa hal-hal yang tak berguna untuk digunakan di tempat tujuan hanya akan merugikan dan melelahkannya. Maka begitu pulalah dengan hidup di bumi ini.

Banyak dari kita yang lupa bahwa tinggal di bumi ini ibaratnya seperti seorang pengembara yang beristirahat di bawah pohon yang rindang.

Di mana tempat persinggahannya itu bukanlah tujuan akhirnya, di mana tempat persinggahannya itu bukanlah tempat segala-galanya.

Ada baiknya suatu hari nanti, saat kita berjalan di bumi ini, kita lihat sekeliling kita untuk menyaksikan dan meyakinkan bahwa semua yang kita lihat ini akan berakhir. Tujuan akhir kita memang belum bisa kita lihat dengan mata ini, tapi yakinlah akan keberadaannya. Karena sesungguhnya, hidup untuk dunia ini hanyalah akan sia-sia. Namun, mencari bekal di dunia ini untuk persinggahan terakhir kita, adalah hal yang terbaik yang bisa kita lakukan untuk diri ini.