Saturday, 8 December 2007

This Word Was Invented For This


Saat semua permasalahan sudah bertumpuk menjadi satu, membelenggu dada kita, dan tak ada satu solusipun muncul untuk meringankannya, secara naluriah kitapun mulai memikirkan untuk berputus asa. Setiap manusia pasti akan melewati masa-masa itu, dan hanya jiwa-jiwa yang ditopang oleh imanlah yang mampu bertahan sampai ke titik akhir masa pengujian.

Masa-masa sulit ini sedang datang ke dalam hidupku dan membuatku mulai merasakan letih. Saat aku cerita ke temanku, diapun mengatakan sebuah hal yang sudah sering kukatakan berkali-kali kepada diriku sendiri: "Jangan putus asa!"

Akupun berkata, "My friend, the word putus asa was invented for a moment like this!"

Sambil tersenyum diapun menjawab, "And dzikir was invented after that moment".

"Semoga jalan keluar terbuka, semoga kita bisa mengobati jiwa kita dengan doa. Janganlah engkau berputus asa manakala kecemasan yang menggenggam jiwa menimpa. Saat paling dekat dengan jalan keluar adalah ketika telah terbentur pada putus asa." - Ali ibn Abi Talib

Wednesday, 5 December 2007

Sampai Aku Berdiri Saat Ini

Perjalanan seorang musafir bukanlah perjalanan yang mudah. Banyak sekali rintangan-rintangan di tengah jalan yang dapat membuatnya merasa kesepian, merasa kehilangan, merasakan kerinduan yang luar biasa terhadap rumah yang berisi orang-orang yang dicintainya. Meskipun tujuannya adalah untuk meraih sesuatu yang lebih besar, namun tak bisa dipungkiri pengorbanan yang harus diberikan memanglah begitu besar, dan terkadang menyakitkan.

Tak terkecuali dengan diriku, baru saja aku melihat foto-foto terbaru keponakanku yang baru berumur 1 tahun, dan tiba-tiba aku merasakan sebuah kerinduan yang luar biasa. Aku yang tak mampu berbuat apa-apa dari tempat yang jauh ini, hanya bisa mengirimkan sebuah doa. Sebuah doa agar ia tumbuh dewasa dengan baik, menjadi orang yang baik, dan dijauhkan dari segala yang membahayakannya. Doa itu aku ucapkan dengan begitu tulus dari hati yang paling dalam, agar benar-benar didengar olehNya dan dikabulkanNya.


Namun akupun teringat dengan diriku yang sekarang ini. Aku yakin doa orang tuaku begitu banyak dan mulianya untukku. Belum lagi saat aku terlahir, betapa banyak orang-orang yang berkumpul mendoakanku agar aku menjadi orang yang baik dan berakhlak mulia. Tapi sesungguhnya, hanya aku dan Tuhan yang tahu betapa banyak dosa-dosa yang telah aku perbuat. Betapa banyak kesalahan-kesalahan yang telah aku lakukan.

Jika aku melihat ke masa lalu, masih teringat jelas bagaimana aku perlahan-lahan berubah menjadi manusia yang seperti sekarang ini, penuh dengan kesalahan-kesalahan yang dengan malunya aku tutupi.

Jika aku mengingat semua itu, aku merasa seakan-akan aku hanyalah sebuah jasad yang tak bernyawa yang ditarik oleh sebuah kendaraan yang bernama 'waktu'. Aku hidup seperti tak mempunyai tujuan, hanya menjalaninya sampai maut menjemputku.

Namun apa yang membuatku begitu ingin untuk berubah? Apakah yang membuatku percaya bahwa suatu saat nanti akan ada hari yang lebih baik? Mungkin itu karena aku masih percaya kepadaMu, mungkin itulah satu-satunya yang selama ini menyelamatkanku dari keputusasaan. Jika itu hanya satu-satunya hal yang aku mampu lakukan dengan benar, maka tolonglah ya Tuhan, berikanlah padaku kemurahan dariMu. Sesungguhnya Engkau tahu seberapa kuatnya kami mencoba, sesungguhnya hanya Engkaulah yang tahu seberapa letihnya kami bertahan.

Hari yang baik pasti akan datang, aku tahu itu. Selama aku menunggu, aku akan coba untuk terus bertahan. Sampai aku berdiri saat ini, di tempat ini, i will still go as far as i can, as far as You allow me to.