Sebenarnya, tujuan penulisan dari blog ini adalah pencurahan segala kegelisahan yang ada di dalam hati. Mungkin kita tak selalu menyadarinya, tapi terkadang lebih mudah untuk menyampaikan sebuah rahasia kepada orang yang tidak kita kenal, karena kita merasa rahasia yang tidak begitu significant untuk seseorang bisa membuat kita lebih ringan untuk membukanya dan menceritakannya. Blog ini mungkin berasal dari analogi itu, tanpa tahu siapa pembacanya, dan siapa penulisnya, kita bisa lebih memberi dan menerima dengan tanpa batas, tanpa rasa malu. Dan mudah-mudahan, pada akhirnya ilmunya lah yang akan bersinar paling terang dari semua yang bersangkutan dengan blog ini.
Namun tak bisa dihindari pula, ada waktu-waktunya dimana mencurahkan hatipun tak bisa mengobati keelisahan yang ada di dalam hati kita. Bagaikan tak ada satupun manusia di dunia ini yang bisa memberikan obat atas apa yang membuat hati ini gusar. Dan mungkin, pada saat inilah manusia kembali ke Tuhannya. Mungkin, pada saat inilah kita mengakui betapa kecilnya kita. Bagaikan seorang bayi yang mencari-cari orang tuanya, kitapun menundukkan kepala kita dan meninggikan hati kita untuk mencariNya.
Sebagaimana blog ini adalah sebuah tempat pelarian kecil untuk penulisnya, setiap manusia pastilah punya tempat pelarian yang dia selalu tuju saat mulai letih berada di jalur cepat dunia ini. Dan seandainya renungan setiap manusia tercatat dalam sebuah kertas, akan ada cerita-cerita yang bermakna dari tiap-tiapnya, akan ada drama-drama yang bisa menjadi pelajaran bagi yang membacanya.
Mungkin ini adalah posting yang paling pribadi dari semua posting yang ada di blog ini. Tapi sebagaimana yang terlihat di judul posting ini, mungkin memang inilah saatnya untuk merenung. Bukan merenung dan menuliskannya ke dalam blog ini, tapi merenung dan menuliskannya ke dalam hati ini, untuk disampaikan kepadaNya.