Sunday, 3 February 2008

Berpegang Kencang Kepada Iman

Banyak dari kita yang sudah menyadari bahwa hidup di dunia ini berjalan dengan cukup seimbang. Kadang kita merasakan kebahagiaan dan terkadang merasakan kesedihan. Kita juga sadar bahwa setiap kesusahan akan diikuti oleh kemudahan, dan juga sebaliknya. Begitu pula, terkadang kita merasakan kesepian, namun pada akhirnya datang pula perasaan nyaman karena berada di sekitar orang-orang yang kita sayangi.

Namun, sudah berapa banyak dari kita yang berada dalam sebuah masa dimana sepertinya cahaya kebahagiaan tak pernah kunjung datang. Sebuah masa dimana kita merasa sedang dihukum atas dosa-dosa kita. Sebuah masa dimana kita merasa bahwa Tuhan telah meninggalkan kita dan tak lagi mendengar doa-doa kita. Pada masa-masa ini, kita mudah sekali berputus asa. Kita mulai tak mampu berpikir optimis, dan mulai berpikir bahwa tak ada lagi satupun yang bisa kita lakukan di dunia ini tanpa menemukan kesulitan dalam menjalaninya. Dan terkadang, ada pula situasi-situasi yang membuat kita mulai melepaskan iman kita. Karena beban yang kita dapatkan begitu beratnya, kita mulai mengira bahwa tak ada gunanya lagi berusaha dan berdoa. Menjalani hidup bagaikan jasad yang mampu bergerak tapi tak bernyawa, padahal sebenarnya Tuhan masih ada di pihak kita.


Saat-saat seperti inilah kita harus berpegang sekuat-kuatnya, sekencang-kencangnya kepada iman kita.

Tanamkanlah sedalam-dalamnya di dalam hati kita, bahwa meskipun seluruh dunia ini dan seisinya menjadi rintangan kita, namun saat Tuhan ada di pihak kita, maka lancarlah semua urusan kita!

Terbukalah jalan yang terang menuju kemenangan! Namun, tak bisa dipungkiri selama menanti ujian ini selesai, benar-benar jiwa dan raga kita seakan-akan dihancur leburkan. Tapi, ingatlah akan kejayaan kita dahulu saat melewati hal-hal yang kita pikir kita tak mampu untuk lewati. Sesungguhnya, itu bisa menjadi pelajaran yang sangat berarti untuk diri ini.

Berpeganglah kepada iman, karena itulah hal terbaik yang dianugerahkan kepada kita. Janganlah sampai kita tukar iman itu dengan sesuatu yang murah. Janganlah kita sia-siakan iman itu di saat kita sedang ragu terhadap diri kita sendiri. Jagalah dan berpeganglah kepadanya, karena mungkin itulah satu-satunya yang mampu menyelamatkan kita.

"Sungguh mengagumkan perihal mukmin. Semua hal yang dialaminya adalah baik. Jika ia mendapatkan hal yang menyenangkan, ia bersyukur. Maka hal itu menjadi suatu kebaikan baginya. Jika ia tertimpa hal yang menyakitkan, ia bersabar. Maka hal itu menjadi suatu kebaikan baginya." - Nabi Muhammad SAW.