Di muka bumi ini kita tak pernah berhenti berjalan, dari satu tempat ke tempat yang lain, dari satu tujuan ke tujuan yang lain. Berjalan itu perlu, karena bumi ini luas! Kesempatan-kesempatan yang berbeda bermunculan di tempat-tempat dan waktu-waktu yang berbeda pula. Itulah perjalanan hidup, bisa berarti perjalanan yang sebenarnya, bisa berarti perjalanan pendewasaan diri, dan bisa berarti perjalanan spiritual.
Tapi apakah kita pernah mengingat tentang apa yang telah terjadi dengan
Kerajaan Yang Kita Bangun dahulu? Ingatkah kita saat kita pertama kali memasuki sebuah komunitas yang sangat baru untuk kita? Di saat-saat nama kita belum dikenal siapapun, saat kita belum mempunyai reputasi apapun, perlahan-lahan kita belajar untuk bangkit, belajar agar bisa dikenal oleh orang-orang. Dengan segala sedih dan tawa, dengan segala kesuksesan dan kegagalan, harapan-harapan itu menjadi sebuah motivasi agar kita tidak pernah menyerah.
Akan tetapi, bagi orang-orang yang hidupnya selalu berpindah-pindah, mereka mengetahui bahwa tak ada yang abadi di dunia ini. Suatu saat, cepat atau lambat, akan mereka tinggalkan kesuksesan-kesuksesan yang telah mereka bangun dari nol. Mungkin mereka meninggalkan itu untuk sesuatu yang lebih baik, namun ada juga yang ditinggalkan oleh apa yang telah mereka perjuangkan. Sehingga akhirnya kita diingatkan lagi oleh ketidakabadian yang selalu hadir di dunia ini.
Alangkah anehnya hidup ini, semua yang kita perjuangkan, pada akhirnya akan kita tinggalkan, seakan-akan tak bergunalah semua perjuangan itu pada akhirnya.
Namun, mungkin bukanlah hasilnya yang sebenarnya kita cari. Mungkin dalam hidup ini semuanya hanyalah kesempatan. Mungkin yang selama ini kita perjuangkan bukanlah meraih hasil, tapi meraih kesempatan, karena hasilnya hanyalah Tuhan yang menentukan. Jika saja semua ini adalah kesempatan, maka begitu juga dengan hidup itu sendiri. Seluruh detik dalam hidup kita yang kita lalui, mungkin adalah sebuah kesempatan-kesempatan yang mengalir untuk kita raih, agar bisa berguna untuk hidup yang berikutnya. Jikalau saja itu demikian, memang benar tak sepatutnya kita menyombongkan diri untuk hal-hal yang akan kita tinggalkan.
Semua istana-istana yang kosong itu adalah buktinya. Semua sejarah peradaban-peradaban dari zaman yang lalu itu adalah contohnya. Semua raja-raja yang sekarang menyatu dengan tanah adalah saksinya.
Suatu hari nanti, kerajaan yang telah aku bangun, bukan milikku lagi.
"What we have done for ourselves alone dies with us. What we have done for others and the world remains and is immortal." - Albert Pike